Thursday 3 December 2015

Sahabatku yang baik.. alhamdulillah.. kemarin sempat dapat ujian dadakan menemukan atm mandiri yang masih dalam transaksi di mesin atm dan belum dikeluarkan oleh pemiliknya sahabat. Nah, disinilah saya ingin berbagi cerita bahwa atm dari bank mandiri sampai hari kemarin (2 Desember 2015) masih menggunakan sekali log in (memasukkan  pin) untuk setiap transaksinya. Jadi sungguh sayang manakala siapapun nasabah tanpa sadar meninggalkan atm tersebut di mesin atm dalam kondisi masih dalam transaksi sahabat, karena bilamana ditemukan oleh orang yang “iseng” tentu akan dengan mudah di ambil uangnya maksimal sampai batas limit dari kartu atm tersebut tanpa yang menemukan mengetahui pin dari atm yang tertinggal. Barangkali saya sebagai pengguna atm bank mandiri boleh mengajukan saran kepada pihak manajemen bahwa alangkah lebih baik manakala setiap transaksi yang dilakukan walapun hanya sekedar mengetahui saldo pun harus memasukkan pin ulang, karena bilamana tidak diminta untuk memasukkan pin ulang, kejadian seperti yang saya sampaikan sebelumnya bisa sangat merugikan nasabah walaupun sebenarnya ini pun juga atas keteledoran nasabah sendiri sahabat.
Kembali pada cerita saya menemukan atm tersebut, sungguh diri ini merasa menyesal terburu-buru “menodong” seseorang yang hanya karena saya melihat sebelumnya beliau jalan dari arah mesin atm, diri kemudian menyerahkan atm beserta uang Rp 300.000,- kepada dia. Hal ini terjadi di Indomart dekat perumahan Jambusari utara condong catur depok sleman sahabat. Dari kejadian ini kemudian diri hanya bisa mengingat bahwa atm tersebut saya serahkan kepada seorang lelaki (mas-mas agak berisi) menggunakan sepeda motor Mio Biru dengan no. Plat kendaran AB 2143 YN dan berdoa bahwa mas tersebut memang pemilik dari atm tertinggal tersebut, bilamana bukan setidaknya semoga pemilik atm hanya kehilangan Rp 300.000,- saja dari saldo beliau yang berjumlah Rp 10 jutaan (karena terlihat dari struk yang keluar ketika diri mencoba melakukan transaksi). Sekali lagi secara pribadi pun saya sangat mohon maaf beribu-ribu maaf bilamana salah menyampaikan kartu atm tersebut. Dari kejadian tersebut kemudian setidaknya saya bisa mengambil hikmah untuk diri dan sahabat bahwa manakala kita menemukan barang ataupun hal lainnya yang bukan milik kita dan kita belum tahu, jangan pernah terburu-buru “menodong” orang untuk mengakui barang tersebut sahabat. Setidaknya manakala kita menyerahkan kepada seseorang, kita bisa meminta dia menyebutkan sandi terkait barang yang ditemukan. Nah, harusnya seperti saya yang menemukan atm tersebut, saya akan lebih baik manakala sebelum menyerahkan atm tersebut bisa mengecek penerima atm dengan meminta dia melakukan transaksi ulang sahabat. Tentu bilamana ia yang memiliki kartu atm pasti tahu pin dari atm tersebut, bilamana bukan berarti bukan pemiliknya sahabat. Semoga bermanfaat untuk kebaikan kita dan menjadikan diri semakin bijaksana.. aamiin.. ^_^

Monday 23 November 2015

Sahabatku.. tiba-tiba saya disodori sebuah layar hp bertuliskan ,"T-H-E-S-I-S = The-Happiness-Ended-Since-It's-Started". Haha.. diri langsung spontan ngakak (tertawa terbahak-bahak dengan ke-calm-an) ketika saya baca akronim dari T-H-E-S-I-S yang disampaikan oleh sahabat saya bernama mb nining. Saya kemudian berjanji dengan mengatakan kepada beliau,”saya akan menetralkan akronim tersebut agar TIDAK LAGI masuk dalam kamus diri dan siapapun mb.. :D ”. Saya mempunyai keyakinan bahwa sebuah kata-kata dapat merubah dunia. Oleh karenanya saya menginginkan kata-kata yang ada dalam kamus diri setiap individu selalu berisi kamus bernilai positif maupun kata tersebut nampak awalnya kurang baik. Ibarat sebuah pisau, ia akan bermanfaat baik bagi seorang chef yang menggunakannya untuk memasak masakan yang lezat lagi delicious, daripada digunakan oleh seorang pembunuh untuk menghilangkan nyawa seseorang. Begitu pula dengan kata-kata yang tersusun akan menimbulkan makna tersendiri bagi kita sahabat. Nah, menurut saya THESIS yang di akronimkan demikian tentu akan berefek pada gerak diri untuk cenderung malas memulai mengerjakan sebagian tugas kuliah tersebut (yaa bisa juga dijadikan sebagai alasan). Bagaimana tidak, lha mau memulai saja sudah ditakuti dengan kehilangan kebahagiaan yang sudah ada je sahabat. So, menurut diri ini perlu kiranya kita bisa mengakronimkan THESIS dengan kata lain yang lebih membangun, semisal menurut sahabat saya lainnya bernama mas pamungkas mengakronimkan dengan T-H-E-S-I-S = The-Highest-Exam to-Share-Important-Solution. Nah, kalau THESIS diakronimkan demikian kan kita bisa jadi lebih semangat untuk memberikan solusi dari permasalahan yang ada sahabat. Bisa jadi dengan happiness/ kebahagiaan yang ada dalam diri kita agar semua yang sedang bermasalah pun mendapatkan solusi dan kebahagiaan sebagai diri ini telah lebih awal dititipi. Wallahu’alam bishowab.. ^_^
salam semangat berbagi inspirasi sahabat.. ;) (y)

Saturday 21 November 2015

Sahabatku.. amazing memang kenyataan di sekeliling diri ini yang menampakkan bahwa setiap kita dapat menjadi inspirator. Nah, silakan kita mau ikut berperan dalam andil sebagai inspirator yang seperti apa sahabat. Bilamana setiap kita menyadari hal ini, tentu kita akan berusaha menjadi insan inspirator tauladan bagi sesama. Misalnya saja kita awali dari diri memberikan tauladan membantu sesama yg membutuhkan sahabat. InsyaAllah pasti ada minimal satu dari sekeliling kita yang terinspirasi untuk mencoba membantu orang lain lagi. Dan fakta nya ini akan menjadi pemicu yang lain lagi, lagi dan terus menerus sahabat. Saya sampai mencoba membayangkan manakala semua bisa menjadi inspirator dalam kebaikan, insyaAllah kebaikan akan jauh mendominasi keadaan di lingkungan kita yg saat ini masih cenderung acuh bahkan tidak sedikit yang banyak memicu terjadinya perilaku yang tidak baik (misalnya saja menerobos lampu rambu rambu lalu lintas di saat tidak ada petugas) sahabat. Wallahua'lam bishowab.. :)
Marilah sejenak kita renungkan dan kemudian kita awali dari diri sendiri agar kebaikan demi kebaikan dapat menginspirasi sahabat.. salam fastabiqul khairat.. ;) (y)

Friday 20 November 2015

Sahabatku.. alhamdulillah.. diri ini mendapatkan nasehat dari bahasa jawa yg bagus sekali. Berikut isi nasehat tersebut beserta dengan translatenya ke bahasa Indonesia:

"WEJANGAN PINI SEPUH"
"Nasehat orang yg dituakan (belum tentu umurnya tua lhoo, misal pak kader, dll)"


Falsafah Jawa:

Rejeki iku ora iso ditiru
rizki itu tidak bisa disamakan,


Senajan podo lakumu 

meskipun sama usahamu, 

Senajan podo dodolanmu 
meskipun sama apa yg dijual olehmu, 

Senajan podo nyambut gawemu
meskipun sama pekerjaanmu,

Hasil sing ditompo bakal bedo2 
hasil yg diterima akan berbeda beda, 


Iso bedo neng akehe bondo
bisa beda di banyaknya harta,


Iso ugo ono neng roso lan ayeming ati
bisa juga ada di rasa dan ketenangan hati, 


Yo iku sing jenenge bagyo. Kabeh iku soko tresnane  Gusti Kang Moho Kuoso
yaitu yg namanya kebahagiaan, semua itu hanya dari kasih sayang Allah yg maha kuasa,

Sopo temen bakal tinemu
Siapa tekun akan menemukan, 

Sopo wani rekoso bakal gayuh mulyo
siapa berani kerja keras akan mendapatkan kemuliaan


Dudu akehe, nanging berkahe kang ndadekake cukup lan nyukupi
bukan banyaknya, tetapi berkahnya yg menjadikan cukup dan menyukupi

Wis ginaris neng takdire menungso yen opo sing urip kuwi wis disangoni soko Sing Kuwoso
sudah digariskan dalam takdirnya manusia jika apa yg hidup itu sudah dibekali dari yg maha kuasa


Dalan urip lan pangane wis cemepak cedhak koyo angin sing disedhot sabendinane
jalan hidup dan makanannya/ keperluannya sudah tersedia dekat seperti udara yg dihirup sehari harinya

Nanging kadhang menungso sulap moto lan peteng atine, sing adoh soko awake katon padhang cemlorot ngawe-awe 
namun terkadang manusia menutup mata dan gelap hatinya, yg jauh dari dirinya nampak terang menyilaukan dan melambai lambai,

Nanging sing cedhak neng ngarepe lan dadi tanggung jawabe disio-sio koyo ora duwe guno
namun yg dekat di depannya dan jadi tanggung jawab nya disia-siakan seperti tidak ada gunanya.

Rejeki iku wis cemepak soko Gusti, ora bakal kurang anane kanggo nyukupi butuhe menungso soko lair tekane pati
rizki itu sudah disiapkan dari Allah SWT, tidak akan kurang adanya untuk menyukupi kebutuhannya manusia dari lahir hingga datangnya kematian

Nanging yen kanggo nuruti karep menungso sing ora ono watese, rasane kabeh cupet, neng pikiran ruwet, lan atine marahi bundhet
namun jika dipakai untuk menuruti keinginan manusia yg tidak ada batasnya, rasanya semua kurang, dipikiran ruwet/ berantakan, dan hatinya menjadi kalut

Welinge wong tuwo 
nasehatnya orang tua,

opo sing ono dilakoni lan opo sing durung ono ojo diarep-arep
apa yg ada dijalani dan apa yg belum ada jgn dinanti nanti,

semelehke atimu
letakkanlah hatimu,

yen wis dadi duwekmu bakal tinemu
jika sudah menjadi hakmu akan kau temukan, 


yen ora jatahmu, opo maneh kok ngrebut soko wong liyo nganggo coro sing olo

jika bukan hakmu, apalagi sampai direbut dari orang lain dgn cara yg buruk, 


yo dienteni wae, iku bakal gawe uripmu loro, rekoso lan angkoro murko
yaa ditunggu saja, itu akan membuat hidupmu sakit, kesusahan dan membuat murka


sak jeroning kaluwarga, kabeh iku bakal sirno balik dadi sakmestine

semua anggota keluarga, semua itu akan sirna kembali menjadi semestinya.

Yen umpomo ayem iku mung biso dituku karo akehe bondho, endahno rekasane dadi wong sing ora duwe 
jika umpama ketenangan itu hanya bisa dibeli oleh banyaknya harta, seperti apa sulitnya jadi orang yg tidak punya apa-apa

Untunge ayem iso diduweni sopo wae sing gelem ngleremke atine ing bab kadonyan, seneng tetulung marang liyan,lan pasrahke uripe marang GUSTI ALLAH
untungnya ketenangan bisa dimiliki siapa saja yg mau meredamkan hatinya dalam bab keduniawian, suka tolong menolong dgn lainnya, dan memasrahkan hidupnya kepada Allah SWT.. :)

*semoga translet dari bahasa jawa ke indonesia tsb tidak mengurangi makna yaa sahabat.. nyethuk je.. hehe :D
Suatu hari Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya para sahabat sedang asyik berdiskusi sesuatu. Di kejauhan datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka.
Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata,
"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!"
"Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini!".
Umar segera bangkit dan berkata, "Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka wahai anak muda?"
Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata, "Benar, wahai Amirul Mukminin."
"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.
Pemuda lusuh itu kemudian memulai ceritanya,
"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku di kota ini, ku ikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia (unta). Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera ku cabut pedangku dan kubunuh ia (lelaki tua tadi). Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."
"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.
Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.
"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat', ujarnya.
"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat (tebusan) atas kematian ayahmu", lanjut Umar.
"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala, "kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".
Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur dan bertanggung jawab.
Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata,"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah" ujarnya dengan tegas,
"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".
"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?" tanya Umar.
"Sayangnya tidak ada Amirul Mukminin, bagaimana pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggung jawaban kaumku bersamaku?" pemuda lusuh balik bertanya kepada Umar.
"Baik, aku akan memberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.
"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya Allah lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.
Tiba-tiba dari belakang hadirin terdengar suara lantang, "Jadikan aku penjaminnya wahai Amirul Mukminin".
Ternyata Salman al Farisi yang berkata..
"Salman?" hardik Umar marah, "Kau belum mengenal pemuda ini, Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".
"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, ya Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.
Akhirnya dengan berat hati Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh. Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya. Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua. Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh. Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan
mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman. Salah satu sahabat Rasulullah S.A.W. yang paling utama. Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh. Akhirnya tiba waktunya penqishashan, Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, karena menyaksikan orang hebat seperti Salman akan dikorbankan. Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali. ”Itu dia!” teriak Umar, “Dia datang menepati janjinya!”. Dengan tubuhnya bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.
”Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. Aku wahai amirul mukminin..” ujarnya dengan susah payah, “Tak kukira.. urusan kaumku.. menyita..banyak.. waktu..”. ”Kupacu.. tungganganku.. tanpa henti, hingga.. ia sekarat di gurun.. terpaksa.. kutinggalkan.. lalu aku berlari dari sana..” ”Demi Allah”, ujar Umar menenanginya dan memberinya minum,
“Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?” tanya Umar.

”Akun kembali agar jangan sampai ada yang mengatakan.. di kalangan Muslimin.. tak ada lagi ksatria.. menepati janji..” jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.
Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru, lalu ia bertanya, “Lalu kau Salman, mengapa mau- maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?

Kemudian Salman menjawab, " Agar jangan sampai dikatakan, dikalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya”,
Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu. ”Allahu Akbar!” Tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak,“Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu”.
Semua orang tersentak kaget.
“Kalian..” ujar Umar, “Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?” Umar semakin haru.
kemudian dua pemuda menjawab dgn membahana, ”Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya”.

”Allahu Akbar!” teriak hadirin. Pecahlah tangis bahagia, haru dan sukacita oleh semua orang.

MasyaAllah..saya bangga menjadi muslim bersama kita ksatria-ksatria muslim yang memuliakan al islam dengan berbagi pesan nasehatnya untuk berada dijalan-Nya.. Allahu Akbar… ^_^

Nb: Kisah ini disebut dalam kitab I'laam al-Naas Bi Ma Waqa'a Lil Baramikah, karya Al-Itlidy, penulis dapatkan dari pesan salah seorang sahabat. terimakasih.. :)

Wednesday 11 November 2015

Saya senang berdiskusi dengan sahabat di sela-sela perkuliahan untuk memperluas wawasan dan juga menggali opini dari beberapa sahabat. Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya punya sebuah topik dari "oleh-oleh" pengajian yang intinya adalah seorang laki-laki diutamakan sholat berjamaah di masjid, sedangkan seorang wanita lebih baik di rumah. Nah, dari topik ini kemudian saya pun berdiskusi dengan sahabat seorang putri bernama mb nur (dulu beliau adalah kakak tingkat di studi sebelumnya, dan saat ini kami jadi seangkatan). Berikut diskusi yang terjadi:
Saya       ; mb nur.. mb sudah pernah dengar sebuah hadist yang intinya menyatakan bahwa seorang laki-laki lebih utama sholat berjamaah di masjid, sedangkan seorang wanita lebih baik sholat di rumah?
Mb         ; pernah san.. ada apa?
Saya       ; menurut mb, bila suatu saat nanti mb menikah dan telah memiliki suami, mb meminta suami berjamaah di masjid atau menjadi imam di rumah? Atau malah mb ikut sekalian berjamaah di masjid? Tentu berkaitan dengan landasan pesan sebelumnya tadi mb..
Mb         ; yaa ini pendapatku yaa san.. menurutku memang lebih baik seorang lelaki berjamaah di masjid/ mushola di luar rumah. Karena selama ini kan kebanyakan seorang lelaki ke masjid hanya pas jum’atan saja. Jadi sepekan hanya sekali kan san? Menurutku jelas masih kurang untuk menentramkan ruhaninya sendiri, apalagi kalau sudah berkeluarga san. Dia setidaknya bisa menentramkan dirinya sendiri dan istri beserta keluarganya. Jadi anjuran untuk berjamaah di masjid/ mushola sangat baik dijalankan untuk menambah silaturahim dan juga menambah ilmu tentang agama baginya dan juga keluarganya san..
Saya       ; benar juga sih mb.. lalu bagaimana dengan posisi mb sebagai seorang putri lebih baik sholat di rumah?
Mb         ; tentang anjuran tersebut pada dasarnya saya juga sependapat san.. karena sebenarnya kan kita seorang putri boleh keluar rumah manakala beserta dengan orang yang masih keluarga/ muhrim untuk menghindari fitnah kan yaa? hanya kalau menurut harapan saya pribadi, kelak suami saya mau memberi kesempatan kepada saya untuk berjamaah di rumah bersama. Dengan memanage waktu sholat dengan baik san.. kan sehari kita minimal sholat fardu 5 waktu.. jadi semisal suami pergi ke masjid selagi untuk sholat dzuhur, ashar dan isya, kemudian sholat subuh dan maghrib bisa berjamaah di rumah beserta dengan keluarga di rumah sembari beliau berkenan berbagi ilmu kehidupan. lalu bisa juga kiranya saya berjamaah di luar ditemani olehnya san.. jadi yaa fleksible saja waktunya.. yg utama kita bisa saling menjaga sholat berjamaah selalu tercipta.. Tapi ini hanya keinginan ku sih san..
Saya       ; masyaAllah.. amazing sangat opini njenengan mb.. bisa untuk masukan saya di suatu hari nanti. Keren.. T-O-P banget mb.. ;) (y)
Wallahua’lam bishowab.. percakapan tersebut hanyalah opini dari salah seorang sahabat yang berdiskusi dengan saya. Mari kita jadikan setiap percakapan kita berbobot syarat makna sahabat.. semangat fastabiqul khairat.. ^_^

Tuesday 10 November 2015

Belum lama ini saya beserta dengan mas silaturahim ketemu dengan rekanan di daerah Sragen untuk keperluan rencana pengembangan toko. Setelah seharian kami berkunjung, kami kemudian pamit untuk kembali ke jogja. Dalam perjalanan pulang, kami berhenti sejenak di toko frencaise terkemuka yang ada dimana-mana (tentu sahabat sudah paham) di pinggir jalan raya solo-jogja. Ketika itu mas saja yang keluar untuk membeli makanan dan minuman, sedangkan saya menunggu beliau di kendaraan. Ada sebuah percakapan yang cukup menginspirasi diri ini ketika mas kembali membeli minuman dan makanan, karena setelah mas masuk dalam kendaraan ada seorang bapak yang tiba-tiba datang memberi aba-aba (dikira kami akan segera melanjutkan perjalanan). Muncul tiba-tiba dari arah belakang yang sebelumnya saya sendiri pun tak tahu semisal ada “bapak petugas parkir”. Disinilah percakapan bermula:Saya       : mas, langsung lanjut jalan nih?
Mas       : bentar san, kita istirahat dulu. Lagian kenapa juga tuh ada “bapak petugas parkir ilegal”
Saya     : namun kasihan tuh mas, bapaknya sudah memberi aba-aba dikira kita segera mau berangkat.
Mas       : biarin saja san. Kenapa juga kamu kasihan sama dia, lha dia saja ndak kasihan sama kita kok. Dia itu malak san.. malak! Lha itu jelas-jelas ada tulisan,”Parkir GRATIS”
Saya       : Iyaa sih mas.. namun tak seberapa kan uang 2rb untuk kita? Barangkali dia butuh uang. Ayolah jalan sekarang saja (bapaknya masih memberi aba-aba sembari meniup peluit dengan suara putus-putus).
Mas       : Kamu ini san. Bukan masalah uangnya, namun ini masalah mental dia yang perlu kita bantu benahi. Sudahlah.. kita istirahat dulu sejenak barang 10 menitan lah.. biar kalau dia bapaknya masih menunggu sudah bekerja dia.
Saya       : Yaudah deh mas.. kula ikut mas saja.. (kasihan sebenarnya)
Mas       : sip..
== kemudian (kurang lebih 2 menitan) bapak petugas parkir pun pergi. Kemudian setelah kami sejenak istirahat==
Mas       : ayoo san, kita lanjutkan perjalanan kembali. Kamu beri bell tuh sama bapak parkirnya.
Saya       : iyaa mas (saya beri bell 3x)
Akhirnya bapak petugas parkir tidak datang.
Mas       : Syukurlah, dia sudah sadar san.
Amazing memang kalau bercakap dengan mas. Seakan memang awalnya nampak kejam, namun sungguh bilamana diri ini mau merenungkan ada makna moral yang dalam sahabat. Semoga kita bisa mengambil pelajaran bersama-sama agar semakin peka dengan nilai-nilai yang ada di sekeliling kita.. aamiin.. ^_^

Sunday 2 August 2015

Sahabatku yang baik hatinya.. alhamdulillah.. pekan lalu diri ini mendapat nasehat saat mengikuti walimatul ‘ursy (acara pernikahan) sahabat mas. Pak ustadz menyampaikan pengingat bagi kedua mempelai dan semua yang hadir dalam acara tersebut bahwa bilamana kita mau menauladani Rasulullah SAW dalam berkeluarga, hidup rumah tangganya akan tenang dan nyaman. Beberapa contoh yang beliau (pak ustadz) contohkan dari Baginda Rasulullah SAW yaitu beliau sedikitpun tidak pernah marah. Yaa.. tidak pernah marah dan bahkan apabila suatu ketika menemui suatu “kesalahan” dengan keluarganya (antara beliau dan istri), mereka saling berebut mengakui kesalahan. Tidak malah saling menyalahkan, tapi saling introspeksi diri sahabat kenapa hal tersebut bisa terjadi. Rasulullah SAW pernah suatu ketika pulang terlambat ke rumah hingga waktu sudah sangat larut malam, sehingga istri beliau ketiduran saat menunggu. Dari hal mengetuk pintu saja Baginda mencotohkan sahabat, beliau mengetuk pintu tiga kali dengan diikuti salam dengan nada yang keras ke suara yang lirih (thok, thok, thok. Assalamu’alaikum.. ~nada keras, misal seperti di hp kita terdengar volume 10~, diulang lagi dengan nada yang dilirihkan sahabat ~misal seperti di hp terdengar volume 7~. Amazing (luar biasa) memang akhlak beliau untuk kita tauladani. Kebanyakan diri kita menjumpai bahwa kita justru untuk hal mengetuk pintu saja malah sebaliknya sahabat (dari nada yang keras semakin keras dengan tempo ketukan yang semakin cepat, sehingga menyiratkan emosi yang meluap dari dalam diri ~astaghfirullah~). Ada kutipan yang merangkum isi nasehat tentang marah ini bahwa “anger begins with madness and ends regret” (kemarahan dimulai dengan kegilaan dan berakhir penyesalan). Wallahua’lam bishowab. Semoga mudah dipahami dan sahabat berkenan melanjutkan pesan nasehat sederhana ini agar InsyaAllah kita dapat menjaga diri dan keluarga dari luapan emosi yang berakhir dengan penyesalan saja sahabat.. aamiin.. ^_^

Mohon maaf bilamana ada yang kurang berkenan. Selamat menikmati agenda menjalani aktivitas hari ini sahabat. Salam fastabiqul khairat. J

Friday 31 July 2015

Sahabatku.. berawal dari diri ini mendengarkan lagu maher zain yang berjudul “one big family”, diri ini terinspirasi untuk mengulas makna dibalik lagu tersebut. Sungguh memang aneh kita yang bersaudara masih saja bertengkar untuk perkara-kara yang kadang sepele dan tidak perlu kiranya dipermasalahkan. Namun sejatinya hal yang membuat kita bertengkar adalah karena adanya rasa kasih sayang berlebihan (hanya kemudian kadang kepedulian kita tersebut kurang tepat dalam penyampaiannya) sahabat. Tidak bisa dipungkiri bahwa saya pribadi pun demikian dengan saudari kandung, dimana kita sering bertengkar yang berujung becandaan saat kami bersama, namun kami saling memendam rindu saat kami berpisah jarak meskipun masih dalam satu provinsi yang istimewa (padahal hanya beda kabupaten, ciee..). Saya perhatikan pola yang ada saat terjadi pertengkaran tersebut adalah saat dimana kita saling mengedepankan ego diri masing-masing untuk mengungkapkan pendapat tentang sesuatu yang sedang diperbincangkan atau yang “dipermasalahkan”. Akhirnya yang bisa meredamkan adalah kepedulian kita untuk mau memahami karakter dan memperhatikan sudut pandang kita dalam menyikapi perbedaan tersebut sahabat. Bilamana pertengkaran diantara saudara masih berlarut dalam “kebisuan” (soalnya ada yang kemudian tidak mau bertegur sapa), mulailah untuk memperbaiki komunikasi yang ada. Barangkali ada  salah persepsi diantara kita sebagai saudara diwaktu memahami komunikasi yang tercipta sahabat. Sedikitpun tidak ada alasan untuk kita berlama-lama dalam zona yang merusak diri. Ingat.. we’re one big family (kita adalah satu keluarga besar). Semoga persaudaraan kita dengan saudara kandung maupun dengan siapapun saudara kita senantiasa terjaga dengan baik.. aamiin.. J
semangat berbagi nasehat pengingat kepada siapapun sahabat. Berikut saya lampirkan lirik lagu one big family dari maher zain beserta terjemahannya.. J

Lirik Lagu One Big Family by Maher Zain

I wonder why you and me fight each other
ku bertanya-tanya kenapa engkau dan kami bertengkar satu sama lain
Don't you see the similarities between us?
apakah kau tidak lihat ada satu kesamaan diantara kita
Take a minute and see yourself in the mirror
luangkan waktumu sebentar saja dan lihatlah dirimu di depan kaca
You look like me: those eyes, lips - you can't deny
engkau terlihat seperti diriku: matamu, bibirmu- engkau tidak bisa mengelak dengan itu

Pre-chorus:
Have you thought about
Apakah dirimu sudah memikirkan tentang hal demikian
Why we look the same?
mengapa kita terlihat sama
Why we feel the same?
mengapa kita merasakan hal yang sama
Don't tell me it's by chance
jangan katakan padaku bahwa itu hanyalah kebetulan

Chorus:
Oh, you're my brother
ohh engkau adalah adikku
You're my sister
ohh engkau merupakan kakaku
We're one big family
kita adalah satu keluarga besar
Oh, you're my brother
oh engkau adalah abangku
You're my sister
ohh engkau merupakan kakaku 
Just one big family
satu di dalam keluarga yang besar

It doesn't matter if you live far away from me
tidak perduli jika engkau jauh disana dariku
You feel I feel, you bleed I bleed, you cry and I cry
engkau merasa yang ku rasakan, kamu berdarah sepertiku, kamu menangis diriku juga
We sleep and dream
kita istirahat dan bermimpi
Sometimes we're sad, sometimes we're happy
kadang-kadang kita bersedih, kadang-kadang juga kita merasa bahagia
You breathe I breathe
engkau bernagas layaknya diriku
We love, walk, talk and we smile
kita saling mengasihi, berbicara dan berjalan sambil tersenyum

PRE-CHORUS
CHORUS

I care about you
saya peduli tentangmu
And I wish you could realise
dan saya berharap engkau bisa menyadarinya
There's no difference between us two
ini tiada perbedaan diantara kita
We're part of one family
kita adalah bagian di dalam suatu keluarga
No matter how far you are
tidak masalah meskipun engkau disana
And even if we don’t know each other
dan bahkan sekalipun jika kita tidak mengenal satu sama lainya
Oh, you and me, me and you, we are one

oh engkau dan diriku, diriku dan dirimu, kita adalah satu

Wednesday 29 July 2015

Sahabatku yang baik.. alhamdulillah.. diri ini mendapat kesempatan untuk menuliskan wawasan memandang sebuah keadaan lewat perbincangan bersama dengan mas. Topik perbincangannya adalah tentang orang yang suka membandingkan antar individu. Dari perbincangan tersebut setidaknya diri ini mendapat beberapa poin. Diantaranya yaitu perbandingan ini sudahkah setara? Oke, usia bolehlah relatif sama. Misalnya sama-sama sudah berusia 25thn. Si A sudah memiliki rumah dan kendaraan mewah, sedangkan si B sebaliknya (belum memiliki rumah dan juga kendaraan mewah). Kebanyakan orang yang melihat tentu akan memberi pujian bahwa si A lebih sukses secara kasat mata dibanding dengan si B. Namun siapa yang tahu sesuatu di belakang yang nampak tersebut sahabat? Karena sejatinya segala sesuatu yang nampak berawal dari yang tak nampak terlebih dahulu. Hal yang tak nampak tersebut bisa berupa doa, prinsip, dan banyak sifat-sifat husnudzon lainnya sahabat. Nah, bisa jadi si A memiliki prinsip bahwa segala sesuatu lebih baik dinampakkan supaya banyak oang yang tahu (meskipun dengan cara ia berhutang, atau mungkin memaksakan diri untuk mencukupi dgn bekerja lebih keras), namun sebaliknya si B memiliki memiliki prinsip bahwa segala sesuatu tak harus dinampakkan, karena cukup ia dan Allah SWT yang mengetahui apa yang telah dia upayakan dgn kesederhanaan dan memberi lebih banyak kebermanfaatan kepada sesama lainnya. Cukup sederhana cerita si A dan B, namun dari perilaku keduanya tentu memiliki dampak yang berbeda sahabat. Saya perhatikan sejatinya hidup ini bukan sekedar untuk mendapat pujian belaka, namun sudah seberapa diri ini memaknai hidup lebih memberi manfaat sahabat? Silakan saja mau memilih menjadi seorang seperti karakter si A atau si B, namun saya pribadi merekomendasikan bahwa bolehlah diri menampakkan sesuatu dengan catatan diri tetap dalam kesederhanaan perilaku/ rendah hati yang InsyaAllah akan menambah kemuliaan hidup bagi diri maupun keluarga, lebih-lebih merambat ke lingkungan sekitar kita sahabat. Semoga kita semakin bijak dalam menjalani setap skenario-Nya yang penuh dengan keberlimpahan nikmat ini sampai akhir nanti.. aamiin.. ^_^
Mohon maaf bilamana kurang berkenan dan melukai hati pembaca, semoga bermanfaat sahabat.. J

Monday 27 July 2015

Sahabatku yang baik., setiap kita menginginkan suasana yang menyenangkan dalam mengerjakan setiap aktivitas, baik aktivitas yang bersifat hiburan maupun sedang mengerjakan ujian tugas hidup. Diri ini mengartikan tugas hidup bergantung pada aktivitas individu kita. Nah jika kita beraktiviitas sebagai seorang mahasiswa, salah satu tugas hidup nya yang menantang adalah menyelesaikan tugas akhirnya. Alhamdulillah.. diri ini mendapat nasehat dari prof djemari mardapi. Beliau berpesan bahwa salah satu kiat untuk dapat betah dan nyaman membaca referensi saat mengerjakan tugas akhir (entah berupa skripsi, tesis maupun disertasi) adalah memilih bacaan relevan dengan yang akan dikerjakan. Selain suasana diri yang kemudian menjadi betah dan nyaman, kualitas tugas yang dikerjakan pun bisa lebih terarah jelas dan berkualitas. Beliau juga mengibaratkan seperti saat kita sedang mau makan di rumah makan yang menyajikan banyak makanan yang rata-rata enak semua, kemudian diri seenaknya mengambil makanan tersebut untuk dimakan, maka kemungkinan akan berefek pada pencernaan dalam tubuh kita (bisa jadi mual langsung atau pas di belakang.. wkwk). Hanya saja perbedaan makanan adalah asupan yang masuk di dalam perut, sedangkan bacaan adalah asupan yang masuk ke dalam otak, namun setiap asupan akan sama-sama memiliki efek berapapun takarannya.  Sama halnya dengan aktivitas individu lainnya sahabat, entah yang beraktivitas sebagai pendidik, petani, penulis, pebisnis, karyawan, dan aktivitas lainnya. Dari hal tersebut kita bisa juga mengambil salah satu point bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidak selalu memberikan dampak baik sahabat, sebaiknya kita senantiasa bersyukur kepada sang Pencipta serta mencukupkan diri dengan yang kita perlukan dan sesuai dengan kemampuan. Wallahu’alam bishowab. J
Silakan saja dikembangkan pengaplikasiannya agar kita bisa betah dan nyaman menikmati setiap  skenario-Nya yang indah sahabat. Semoga bermanfaat dan mudah diapahami yaa. Terima kasih. J

Thursday 16 July 2015

Sahabatku yang baik. Alhamdulillah, pada hari ini (Kamis, 16/ 7/ 2015) InsyaAllah matahari akan berada di atas Ka’bah. Sebagaimana kita ketahui bahwa hal tersebut dapat menjadi momen untuk kita umat Islam di Indonesia menyesuaikan arah kiblat.
Sebagaimana disampaikan peneliti di Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rukman Nugraha, peristiwa tahunan itu adalah efek dari gerak semu tahunan Matahari, dari ekuator menuju 23,5 derajat lintang utara dan berbalik lagi ke 23,5 derajat lintang selatan. Adapun letak Ka’bah berada di 21,25 derajat lintang utara. Jadi, InsyaAllah wilayah Ka’bah selalu dilewati Matahari dalam pergerakan menuju titik balik utara dan titik balik ke arah selatan setiap dua kali dalam setahun.
Rukman menyampaikan bahwa, “(Tahun ini) waktunya adalah 28 Mei, yaitu saat Matahari bergerak ke arah titik balik utara, dan 16 Juli yaitu saat Matahari bergerak kembali ke arah selatan dari titik balik utaranya,” kata Rukman. Beliau juga menyampaikan,“Saat kita menarik garis dari titik ujung bayangan ke pangkal benda tegak tersebut (misal tongkat atau tiang), itulah arah kiblat yang tepat,” kata Rukman, Selasa (14/7/2015), dilansir Serambi Indonesia.
Nah, adapun syarat utama untuk dapat melakukan penyesuaian arah kiblat adalah Matahari masih bersinar alias hari masih terang sahabat. InsyaAllah Hari Kamis Matahari akan berada di atas Kabah pada pukul 16.27 WIB. Bagi warga Indonesia barat yang ingin menyesuaikan arah kiblat, beberapa langkah perlu dilakukan. Langkah pertama adalah menyesuaikan waktu dengan waktu menurut jam atom yang terdapat di laman BMKG (http://jam.bmkg.go.id.) sahabat.
Langkah selanjutnya kita bisa menggunakan alat tegak lurus dan meletakkannya pada permukaan yang lapang dan datar. Adapun alatnya bisa menggunakan bandul yang digantung, tiang pancang, atau dinding bangunan yang benar-benar tegak lurus terhadap tanah. Kemudian kita melakukan proses kalibrasi sejak lima menit sebelum waktu yang ditentukan oleh jam atom BMKG tadi hingga lima menit sesudahnya.
Tahap terakhir, kita melihat arah bayangan yang terbentuk. Tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat yang kita gunakan. InsyaAllah garis yang ditarik tersebut adalah arah kiblat yang tepat sahabat. Semoga bermanfaat. :)


Monday 13 July 2015

Sahabatku yang baik. Alhamdulillah, diri ini mendapatkan informasi untuk mengurus permohonan sertifikasi arah kiblat di kementerian agama (kemenag) tingkat kabupaten. Alurnya cukup mudah, yaitu dengan menggandeng pemerintah desa/ takmir masjid/ mushola mengajukan permohonan ke Kantor Urusan Agama (KUA) di kecamatan setempat. Nah, nanti dari KUA akan membuatkan surat yang akan disampaikan ke kemenag kabupaten sahabat. Biasanya dari KUA akan menyampaikan surat permohonan sertifikasi arah kiblat ini secara kolektif dengan kuantitas/ jumlah yang relatif banyak sekalian. Jadi, bilamana ingin mengajukan permohonan sertifikasi arah kiblat di masjid atau mushola di tempat sahabat, saran kula mending sekalian ditanyakan di desa sahabat sudahkah semua memperoleh sertifikasi arah kiblat? Supaya kita bisa berbenah diri lebih meluas sahabat. Sayang bilamana diri hanya mengurusi untuk tempat ibadah dimana kita beribadah saja. Dan yang lebih utama adalah sebelum pengajuan, perlu adanya komunikasi dengan para takmir setempat sahabat (jangan sampai menimbulkan polemik di masyarakat). Pihak kemenag khususnya di kabupaten Kulon Progo sangat senang bilamana masyarakat mengajukan permohonan sertifikasi arah kiblat, karena barangkali berkas pengajuan yang pernah di data tertumpuk dengan berkas pengajuan dari tempat lain sahabat. Jadi, lebih baik kita jemput bola dan mengawasi pergerakan bola tersebut dengan baik agar segera ditindak lanjuti. Kula kira sama di daerah sahabat entah dimana tempatnya (dimudahkan). Wallahua’alam bishowab. Semoga bermanfaat. J

Monday 15 June 2015


Sahabatku.. kita perlu mengikuti pola didik yang telah dianjurkan oleh baginda Rosulullah SAW yang diri ini dapatkan dari buku Athfalul Muslimin Kaifa Rabbahum Nabi al Amin karya Jamal Abdurrahman. Adapun tahapannya yaitu:
1.      Sebelum Anak Lahir Sampai Usia 3 Tahun.
Kita sebagai calon orang tua mendoakan calon bayi dan memberikan perhatian saat anak dalam kandungan sang ibunda. Kemudian mendoakan saat bayi hendak akan lahir dan menyambut kelahiran bayi dengan adzan sahabat. Setelah bayi lahir kemudian kita men-tahniq bayi. Mengajarkan atau memperdengarkan zikir dan doa kepada bayi. Kemudian kita sebagai orang tua sudah mengeluarkan zakat (fitrah) sejak ia lahir sahabat. Menyayanginya dengan memberinya nama yang baik pada usia 7 hari dan melaksanakan aqiqah, mencukur rambutnya dan bersedekah setara dengan berat rambut pada usia 7 hari. Kemudian bercanda dengan bayi. Menyebut anak dalam gelar orang tua. Meng-khitan anak tersebut. Menggendongnya dan menanamkan tauhid sejak dini. Memperhatikan penampilan dan gaya rambutnya anak. Mengajarkan cara berpakaian yang rapu. Selalu menghadirkan wajah siapapun senantiasa ceria kepadanya. Menciumnya dengan penuh kasih sayang. Bercanda dan bermain dengan anak-anak. Memberi hadiah sebagai wujud apresiasi. Mengusap kepalanya sebagai bentuk kasih sayang. Mengajarkan dan meneladankan kejujuran pada anak dalam keseharian.
2.      Usia 4-10 Tahun
Pada tahap ini kita sebagai orang tua mulai membiasakan panggilan kasih sayang dengan nada lembut. Menemaninya bermain dan belajar. Mengajaknya berjalan sambil belajar. Memberikan kesempatan yang cukup untuk bermain. Menghargai permainannya. Menanamkan akhlak mulia. Mendoakannya. Mengajaknya berkomunikasi secara intensif dan minta pendapatnya. Mengajarkan amanah dan menjaga rahasia. Membiasakan makan bersama. Mengajarkan adab makan. Mengajarkan persaudaraan dan kerja sama. melerai ketika anak-anak bertengkar. Melatih kecerdasannya dengan lomba dan cara lainnya. Memberikan hadiah kepada anak yang berhasil melakukan sesuatu atau berprestasi. Menjaga anak dengan zikir dan mengajarinya berzikir. Mengajarkan azan dan shalat. Mengajarkannya berani karena benar. Jika anak mampu, boleh ditunjuk sebagai imam.
3.      Usia 10-14 tahun
Membiasakan salam. Memberikan makanan dan pakaian yang layak. Membiasakan anak tidur cepat (tidak larut malam). Memisahkan tempat tidurnya dari orang tua dan saudara yang berbed jenis kelamin. Mengajari adab tidur. Membiasakan anak menjaga pandangan. Membiasakan anak menutup aurat. Mengajarkan anak tidak menyerupai lawan jenis. Menyayangi, bukan memanjakan. Merawat dan mendoakan ‘ekstra’ saat anak sakit. Meluruskan kesalahan anak dengan bijak. Jika anak melanggar, berikan hukuman mendidik bukan menghukum fisik. Mengajari anak dengan praktek dan keteladanan. Mengajarkan pengobatan alami tingkat dasar. Membangun komunikasi intensif dalam forum keluarga. Mengajarkan dan membiasakan adab masuk rumah. Mengajarkan adab bertamu. Mengajarkan dan membiasakan adab masuk kamar orang tua. Membiasakan anak menghadiri undangan dan bersilaturahim. Mengajarkan anak berbuat baik kepada tetangga. Menjaga anak dari pergaulan buruk. Mengajarkan dan membiasakan adab berbicara. Mengajarkan anak menghormati ulama. Membiasakan anak mengasihi teman. Mengajarkan anak hidup sederhana. Mengajarkan anak berjuang dalam kehidupan, menghadapi ujian dan kesulitan
4.      Usia 15-18 tahun
Pada tahap ini masih kita memotivasi anak memanfaatkan dan mengoptimalkan waktu pagi. Memastikan anak mengisi waktu luang dengan hal-hal positif. Menguatkan kecintaan kepada Rasulullah dan Al Qur’an. Mengarahkan anak menjadi teladan dalam pergaulan. Mengajarkan kemandirian dan menjauhi kemalasan. Lebih memperhatikan kualitas pendidikan, ilmu dan Al Qur’an. Mengajari anak bahasa asing. Mengenali pola pikir anak. Memberikan nasehat pada momen yang tepat. Mengajaknya rekreasi bersama. Mengajari anak memikul amanah dan tanggungjawab. Memberinya tugas penting. Memupuk militansi dan semangat berjuang. Menumbuhkan semangat berkompetisi. Menanamkan motivasi untuk berhaji. Memahamkan dan memotivasi untuk menikah jika telah memiliki ba’ah. Wallahua'lam bishowab.. :)
            MasyaAllah.. semoga kita bisa meneladani cara mendidik anak yang telah dianjurkan Rosulullah SAW tersebut sahabat. Sehingga Allah SWT ridho generasi kita dapat menjadi generasi penerus yang berakhlak sukses mulia di dunia dan akhirat-Nya.. aamiin.. ^_^