Wednesday 11 November 2015

Saya senang berdiskusi dengan sahabat di sela-sela perkuliahan untuk memperluas wawasan dan juga menggali opini dari beberapa sahabat. Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya punya sebuah topik dari "oleh-oleh" pengajian yang intinya adalah seorang laki-laki diutamakan sholat berjamaah di masjid, sedangkan seorang wanita lebih baik di rumah. Nah, dari topik ini kemudian saya pun berdiskusi dengan sahabat seorang putri bernama mb nur (dulu beliau adalah kakak tingkat di studi sebelumnya, dan saat ini kami jadi seangkatan). Berikut diskusi yang terjadi:
Saya       ; mb nur.. mb sudah pernah dengar sebuah hadist yang intinya menyatakan bahwa seorang laki-laki lebih utama sholat berjamaah di masjid, sedangkan seorang wanita lebih baik sholat di rumah?
Mb         ; pernah san.. ada apa?
Saya       ; menurut mb, bila suatu saat nanti mb menikah dan telah memiliki suami, mb meminta suami berjamaah di masjid atau menjadi imam di rumah? Atau malah mb ikut sekalian berjamaah di masjid? Tentu berkaitan dengan landasan pesan sebelumnya tadi mb..
Mb         ; yaa ini pendapatku yaa san.. menurutku memang lebih baik seorang lelaki berjamaah di masjid/ mushola di luar rumah. Karena selama ini kan kebanyakan seorang lelaki ke masjid hanya pas jum’atan saja. Jadi sepekan hanya sekali kan san? Menurutku jelas masih kurang untuk menentramkan ruhaninya sendiri, apalagi kalau sudah berkeluarga san. Dia setidaknya bisa menentramkan dirinya sendiri dan istri beserta keluarganya. Jadi anjuran untuk berjamaah di masjid/ mushola sangat baik dijalankan untuk menambah silaturahim dan juga menambah ilmu tentang agama baginya dan juga keluarganya san..
Saya       ; benar juga sih mb.. lalu bagaimana dengan posisi mb sebagai seorang putri lebih baik sholat di rumah?
Mb         ; tentang anjuran tersebut pada dasarnya saya juga sependapat san.. karena sebenarnya kan kita seorang putri boleh keluar rumah manakala beserta dengan orang yang masih keluarga/ muhrim untuk menghindari fitnah kan yaa? hanya kalau menurut harapan saya pribadi, kelak suami saya mau memberi kesempatan kepada saya untuk berjamaah di rumah bersama. Dengan memanage waktu sholat dengan baik san.. kan sehari kita minimal sholat fardu 5 waktu.. jadi semisal suami pergi ke masjid selagi untuk sholat dzuhur, ashar dan isya, kemudian sholat subuh dan maghrib bisa berjamaah di rumah beserta dengan keluarga di rumah sembari beliau berkenan berbagi ilmu kehidupan. lalu bisa juga kiranya saya berjamaah di luar ditemani olehnya san.. jadi yaa fleksible saja waktunya.. yg utama kita bisa saling menjaga sholat berjamaah selalu tercipta.. Tapi ini hanya keinginan ku sih san..
Saya       ; masyaAllah.. amazing sangat opini njenengan mb.. bisa untuk masukan saya di suatu hari nanti. Keren.. T-O-P banget mb.. ;) (y)
Wallahua’lam bishowab.. percakapan tersebut hanyalah opini dari salah seorang sahabat yang berdiskusi dengan saya. Mari kita jadikan setiap percakapan kita berbobot syarat makna sahabat.. semangat fastabiqul khairat.. ^_^

0 comments :

Post a Comment