Saya senang berdiskusi dengan
sahabat di sela-sela perkuliahan untuk memperluas wawasan dan juga menggali
opini dari beberapa sahabat. Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya punya
sebuah topik dari "oleh-oleh" pengajian yang intinya adalah seorang laki-laki
diutamakan sholat berjamaah di masjid, sedangkan seorang wanita lebih baik di
rumah. Nah, dari topik ini kemudian saya pun berdiskusi dengan sahabat seorang
putri bernama mb nur (dulu beliau adalah kakak tingkat di studi sebelumnya, dan
saat ini kami jadi seangkatan). Berikut diskusi yang terjadi:
Saya ; mb nur.. mb sudah pernah dengar sebuah hadist yang intinya
menyatakan bahwa seorang laki-laki lebih utama sholat berjamaah di masjid,
sedangkan seorang wanita lebih baik sholat di rumah?
Mb ; pernah san.. ada apa?
Saya ; menurut mb, bila suatu saat nanti mb menikah dan telah
memiliki suami, mb meminta suami berjamaah di masjid atau menjadi imam di
rumah? Atau malah mb ikut sekalian berjamaah di masjid? Tentu berkaitan dengan
landasan pesan sebelumnya tadi mb..
Mb ; yaa ini pendapatku yaa san.. menurutku memang lebih baik
seorang lelaki berjamaah di masjid/ mushola di luar rumah. Karena selama ini
kan kebanyakan seorang lelaki ke masjid hanya pas jum’atan saja. Jadi
sepekan hanya sekali kan san? Menurutku jelas masih kurang untuk menentramkan ruhaninya sendiri, apalagi kalau sudah berkeluarga san. Dia setidaknya bisa menentramkan dirinya sendiri dan istri beserta keluarganya. Jadi anjuran untuk
berjamaah di masjid/ mushola sangat baik dijalankan untuk menambah silaturahim
dan juga menambah ilmu tentang agama baginya dan juga keluarganya san..
Saya ; benar juga sih mb.. lalu bagaimana dengan posisi mb sebagai
seorang putri lebih baik sholat di rumah?
Mb ; tentang anjuran tersebut pada dasarnya saya juga sependapat san..
karena sebenarnya kan kita seorang putri boleh keluar rumah manakala beserta
dengan orang yang masih keluarga/ muhrim untuk menghindari fitnah kan yaa? hanya kalau menurut
harapan saya pribadi, kelak suami saya mau memberi kesempatan kepada saya untuk
berjamaah di rumah bersama. Dengan memanage waktu sholat dengan baik san.. kan
sehari kita minimal sholat fardu 5 waktu.. jadi semisal suami pergi ke masjid
selagi untuk sholat dzuhur, ashar dan isya, kemudian sholat subuh dan maghrib
bisa berjamaah di rumah beserta dengan keluarga di rumah sembari beliau
berkenan berbagi ilmu kehidupan. lalu bisa juga kiranya saya berjamaah di luar ditemani olehnya san.. jadi yaa fleksible saja waktunya.. yg utama kita bisa saling menjaga sholat berjamaah selalu tercipta.. Tapi ini hanya keinginan ku sih san..
Saya ; masyaAllah.. amazing sangat opini njenengan mb.. bisa untuk masukan saya di suatu
hari nanti. Keren.. T-O-P banget mb.. ;) (y)
Wallahua’lam bishowab..
percakapan tersebut hanyalah opini dari salah seorang sahabat yang berdiskusi
dengan saya. Mari kita jadikan setiap percakapan kita berbobot syarat makna
sahabat.. semangat fastabiqul khairat.. ^_^
0 comments :
Post a Comment