Sahabatku., kemarin sewaktu diri
main ke sragen, silaturahmi ke tempat rekanan bisnis di toko Lestari Baru
gemolong, diri ini memperoleh beberapa cerita dari sahabat kula bernama pak
didik. Beliau sangat senang sekali berbagi cerita dengan kula dan mas yanuar. Salah
satu cerita beliau adalah mengenai seorang nenek dan kakek yang
memiliki umur sudah lebih dari 100thn, namun masih nampak sehat seperti orang
yang masih muda. Beliau nenek dan kakek ini diceritakan oleh
pak didik sangat luar biasa. Beliau memiliki kebiasaan sebelum adzan sholat
fardhu berkumandang senantiasa sudah bergegas menuju masjid (karena setiap kali
beliau pergi ke masjid senantiasa melintasi depan toko). Tidak cukup sampai
dengan disitu sahabat, beliau juga masih sangat senang berbagi ilmu dengan
mengajar di TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) kepada anak-anak di masjid. Seakan-akan
beliau tak mengenal lelah untuk menikmati hidup ini dengan bersyukur masih
diberi kesempatan meningkatkan kualitas ibadah melalui aktivitas yang sangat positif
(perlu kita contoh wahai siapapun yang masih berjiwa muda penuh gelora).
Ada pula cerita romantis dari nenek dan kakek tadi yaitu manakala nenek mau keluar rumah atau melakukan suatu
kegiatan, beliau memiliki kebiasan untuk pamit dengan suaminya. Potongan
kalimatnya kurang lebih yaitu,”mas, kula medal rumiyin nggih.. ten … (mas, saya
keluar dulu yaa, ke …) ”. Hal lainnya yaitu beliau sering duduk bersama di
depan rumah dengan berdzikir sahabat (nampak dari tangan beliau yang
membawa tasbih, menyiratkan bahwa kita diminta untuk senantiasa mengingat sang
pencipta).
Suatu ketika Pak
didik berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan beliau simbah putri dan
simbah kakung di suatu kegiatan. Pak didik mengambil kesempatan untuk menimba
ilmu dengan mengajukan pertanyaan kepada beliau,”apa resepnya agar memiliki
umur panjang seperti nenek dan kakek?”. Beliau nenek menjawab dengan lugas, padat
dan jelas,”Ndableg mas”. Pak didik kemudian mengonfirmasi kembali dengan
pertanyaan berikutnya,”lha kok bisa demikian nek?”. Nenek menimpali jawaban sebelumnya
dengan tambahan penjelasan,”iyaa ndableg disini yaitu tidak menghiraukan
perkataan orang sinis yang tidak suka dengan kita mas, yang penting dan utama kita jalani adalah senantiasa
mengambil hikmah untuk mencari ridhonya Allah SWT (Sang Pencipta). Sudah itu saja
kiatnya mas. Perbanyak bersyukur dan kurangi mengeluh, karena hidup itu untuk dinikmati”.
MasyaAllah..
semoga kita dapat mengambil hikmah dari setiap skenario Ilahi agar diri semakin
bijak menyikapi setiap ujian dengan solusi sahabat. Aamiin. :)
0 comments :
Post a Comment