Thursday 4 June 2015



Sahabatku., kemarin sewaktu diri main ke sragen, silaturahmi ke tempat rekanan bisnis di toko Lestari Baru gemolong, diri ini memperoleh beberapa cerita dari sahabat kula bernama pak didik. Beliau sangat senang sekali berbagi cerita dengan kula dan mas yanuar. Salah satu cerita beliau adalah mengenai seorang nenek dan kakek yang memiliki umur sudah lebih dari 100thn, namun masih nampak sehat seperti orang yang masih muda. Beliau nenek dan kakek ini diceritakan oleh pak didik sangat luar biasa. Beliau memiliki kebiasaan sebelum adzan sholat fardhu berkumandang senantiasa sudah bergegas menuju masjid (karena setiap kali beliau pergi ke masjid senantiasa melintasi depan toko). Tidak cukup sampai dengan disitu sahabat, beliau juga masih sangat senang berbagi ilmu dengan mengajar di TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) kepada anak-anak di masjid. Seakan-akan beliau tak mengenal lelah untuk menikmati hidup ini dengan bersyukur masih diberi kesempatan meningkatkan kualitas ibadah melalui aktivitas yang sangat positif (perlu kita contoh wahai siapapun yang masih berjiwa muda penuh gelora).
 Ada pula cerita romantis dari nenek dan kakek tadi yaitu manakala nenek mau keluar rumah atau melakukan suatu kegiatan, beliau memiliki kebiasan untuk pamit dengan suaminya. Potongan kalimatnya kurang lebih yaitu,”mas, kula medal rumiyin nggih.. ten … (mas, saya keluar dulu yaa, ke …) ”. Hal lainnya yaitu beliau sering duduk bersama di depan rumah dengan berdzikir sahabat (nampak dari tangan beliau yang membawa tasbih, menyiratkan bahwa kita diminta untuk senantiasa mengingat sang pencipta).
Suatu ketika Pak didik berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan beliau simbah putri dan simbah kakung di suatu kegiatan. Pak didik mengambil kesempatan untuk menimba ilmu dengan mengajukan pertanyaan kepada beliau,”apa resepnya agar memiliki umur panjang seperti nenek dan kakek?”. Beliau nenek menjawab dengan lugas, padat dan jelas,”Ndableg mas”. Pak didik kemudian mengonfirmasi kembali dengan pertanyaan berikutnya,”lha kok bisa demikian nek?”. Nenek menimpali jawaban sebelumnya dengan tambahan penjelasan,”iyaa ndableg disini yaitu tidak menghiraukan perkataan orang sinis yang tidak suka dengan kita mas, yang penting dan utama kita jalani adalah senantiasa mengambil hikmah untuk mencari ridhonya Allah SWT (Sang Pencipta). Sudah itu saja kiatnya mas. Perbanyak bersyukur dan kurangi mengeluh, karena hidup itu untuk dinikmati”.
MasyaAllah.. semoga kita dapat mengambil hikmah dari setiap skenario Ilahi agar diri semakin bijak menyikapi setiap ujian dengan solusi sahabat. Aamiin. :)

0 comments :

Post a Comment